Denim merupakan jenis kain yang pada umumnya ditenun dengan serat cotton biru pada pakan dan serat cotton putih pada lungsi – inilah sebabnya kenapa warna kain jeans terlihat putih di bagian dalamnya. Kain denim dibuat dengan Twill Weave (jenis tenun silang kepar), sehingga menghasilkan garis-garis diagonal sebagai salah satu karakteristik dari kain tersebut.
Amerika adalah negara dimana awalnya denim dikembangkan, yaitu pada masa Goldrush di akhir 1800an dan saat itu kain bahan ini diperuntukkan bagi para pekerja tambang. Hari ini, denim sudah dipakai oleh semua orang dari semua kalangan, mulai dari jaket, overall, celana panjang, rok, dress, kemeja, karpet, sepatu, topi, tas, dan masih banyak lagi. Kepopularitas blue jeans juga sempat didongkrak oleh bintang terkenal seperti James Dean, Marlon Brando, dan Marilyn Monroe.
Bahan denim dianggap benar-benar denim jika bahan tersebut terbuat dari 100% cotton. Sedangkan banyak busana jeans sekarang sudah dicampur dengan bahan lain seperti spandex agar kain jeans tersebut bisa elastis. Skinny jeans, atau celana jeans yang ketat yang bersifat elastis bukanlah 100% cotton tetapi dicampur dengan bahan elastis lainnya yang dikenal dengan ‘Elastene’.
Tenunan kain denim merupakan salah satu tekstil cotton yg terkuat dan tahan lama. Dan karena kekuatan dan tahan lama inilah, kain ini sengaja dibuat khusus untuk busana pekerja tambang. Blue jeans dari bahan denim pertama kali dibuat di tahun 1850an oleh Levi Strauss, bagi para penambang di California. Popularitas denim mulai meningkat pada tahun 1930-40an, sampai sampai perusahaan baru seperti Dickies dan Wrangler ikut dalam trend ini.
Raw denim, atau dikenal juga dengan sebutan dry denim, adalah denim yang tidak melalui proses pencucian selama masa produksi. Jika dipakai terus-menerus, warna kain denim biasanya akan luntur, tapi hal ini justru malah disukai oleh sebagian orang. Malah banyak orang yang sengaja menyikat jeans mereka agar terlihat luntur, pudar, tua atau ter-abrasi.
Untuk celana jeans, biasanya pelunturan terjadi di bagian pergelangan kaki, area di belakang lutut, dan di bagian paha atas. Dulu, pada masa perang dunia kedua, jeans wanita memiliki ritsleting di bagian samping.
Dulu, jeans atau jins disebut dengan nama “waist overall” atau hanya “overall”. Namun nama tersebut dirubah oleh Levi Strauss menjadi “jeans”. Indigo, atau warna nila adalah warna pertama saat jeans dibuat, ini karena warna nila tidak terlihat cepat kotor dibandingkan dengan warna yang agak terang.
Untuk membuat jeans diperlukan kapas dalam jumlah yang besar, itulah sebabnya mengapa banyak pabrik jeans yang sengaja dibangun di sekitar perkebunan dan pabrik kapas.
Dari semua denim di dunia, lebih dari setengahnya diproduksi di Asia, terutama di Tiongkok, Bangladesh, dan India. Dan sekitar 450 juta celana jeans terjual di Amerika tiap tahun.
Terdapat beberapa jenis perawatan denim, dan tiap proses perawatan ini menghasilkan kain denim yang unik dan berbeda:
Amerika adalah negara dimana awalnya denim dikembangkan, yaitu pada masa Goldrush di akhir 1800an dan saat itu kain bahan ini diperuntukkan bagi para pekerja tambang. Hari ini, denim sudah dipakai oleh semua orang dari semua kalangan, mulai dari jaket, overall, celana panjang, rok, dress, kemeja, karpet, sepatu, topi, tas, dan masih banyak lagi. Kepopularitas blue jeans juga sempat didongkrak oleh bintang terkenal seperti James Dean, Marlon Brando, dan Marilyn Monroe.
Bahan denim dianggap benar-benar denim jika bahan tersebut terbuat dari 100% cotton. Sedangkan banyak busana jeans sekarang sudah dicampur dengan bahan lain seperti spandex agar kain jeans tersebut bisa elastis. Skinny jeans, atau celana jeans yang ketat yang bersifat elastis bukanlah 100% cotton tetapi dicampur dengan bahan elastis lainnya yang dikenal dengan ‘Elastene’.
Tenunan kain denim merupakan salah satu tekstil cotton yg terkuat dan tahan lama. Dan karena kekuatan dan tahan lama inilah, kain ini sengaja dibuat khusus untuk busana pekerja tambang. Blue jeans dari bahan denim pertama kali dibuat di tahun 1850an oleh Levi Strauss, bagi para penambang di California. Popularitas denim mulai meningkat pada tahun 1930-40an, sampai sampai perusahaan baru seperti Dickies dan Wrangler ikut dalam trend ini.
Raw denim, atau dikenal juga dengan sebutan dry denim, adalah denim yang tidak melalui proses pencucian selama masa produksi. Jika dipakai terus-menerus, warna kain denim biasanya akan luntur, tapi hal ini justru malah disukai oleh sebagian orang. Malah banyak orang yang sengaja menyikat jeans mereka agar terlihat luntur, pudar, tua atau ter-abrasi.
Untuk celana jeans, biasanya pelunturan terjadi di bagian pergelangan kaki, area di belakang lutut, dan di bagian paha atas. Dulu, pada masa perang dunia kedua, jeans wanita memiliki ritsleting di bagian samping.
Dulu, jeans atau jins disebut dengan nama “waist overall” atau hanya “overall”. Namun nama tersebut dirubah oleh Levi Strauss menjadi “jeans”. Indigo, atau warna nila adalah warna pertama saat jeans dibuat, ini karena warna nila tidak terlihat cepat kotor dibandingkan dengan warna yang agak terang.
Untuk membuat jeans diperlukan kapas dalam jumlah yang besar, itulah sebabnya mengapa banyak pabrik jeans yang sengaja dibangun di sekitar perkebunan dan pabrik kapas.
Dari semua denim di dunia, lebih dari setengahnya diproduksi di Asia, terutama di Tiongkok, Bangladesh, dan India. Dan sekitar 450 juta celana jeans terjual di Amerika tiap tahun.
Terdapat beberapa jenis perawatan denim, dan tiap proses perawatan ini menghasilkan kain denim yang unik dan berbeda:
- Pre-washed: kain denim yang melewati proses pencucian berulang-ulang agar bahannya menjadi lebih lembut.
- Stone-washed: jeans yang telah di-dyed atau diwarnai akan diproses ke dalam mesin pencuci bersama batu-batuan khusus. Batu purnice merupakan batu yang sering digunakan dalam proses ini. Permukaan jeans akan digesek seperti amplas oleh batu-batu tersebut sehingga beberapa partikel zat pewarna menjadi luntur dan menyisakan jejak permanen. Hasil dari proses ini adalah celana jeans dengan model tampilan permukaan memudar dan lecet.
- Sandblasted: ini adalah teknik lain untuk menciptakan efek pudar dan luntur, namun di beberapa negara metode ini telah di ban karena berbahaya bagi kesehatan. Proses ini melibatkan pekerja garmen yang bertugas menyemprot pasir atau bahan kimia dengan tekanan tinggi sehingga permukaan tekstil tersebut dapat ter-abrasi. Namun metode ini terbukti menyebabkan kanker paru-paru yang fatal, seperti silikosis. Peneliti juga mengingatkan bahwa kedua metode sandblasting, secara mekanik maupun manual bisa menimbulkan resiko mematikan bagi semua pekerja garmen.
EmoticonEmoticon