Spandex, 100% bahan sintetis yang berhasil diciptakan untuk menggantikan karet. Bahan berbasis polimer ini tergolong kuat, dan sangat umum digunakan untuk membuat kain yang bersifat elastis dan biasanya digabungkan dengan polyester atau cotton.
Selain itu, bahan ini juga lebih mudah dicat atau diwarnai. Fiber spandex menolak abrasi dan tahan terhadap efek buruk dari minyak tubuh, keringat, dan deterjen. Mereka juga kompatibel dengan bahan lain, dan dapat ditenun dengan jenis serat lain untuk menghasilkan kain yang unik, yang memiliki karakteristik dari kedua serat. Serat jenis lain yang sering digabung dengan spandex untuk membuat pakaian adalah rayon, katun, atau wol.
Kegunaan Spandex
Spandex digunakan dalam berbagai jenis pakaian. Karena ringan dan tidak membatasi gerakan, spandex sering digunakan dalam pakaian dansa dan olahraga. Ini termasuk pakaian seperti pakaian renang, celana pengendara sepeda, penutup atau pengerat pinggang, kostum ketat, bra, legging dan pakaian untuk latihan lainnya.
Awalnya, spandex digunakan dalam pakaian wanita, seperti korset dan pakaian dalam. Bahan ini digunakan sebagai alternatif untuk karet lateks alami dalam pakaian yg bersifat elastis, dan juga karena spandex lebih bisa tahan terhadap kerusakan akibat minyak dari kulit dan cahaya UV.
Pada tahun 1937, Otto Bayer menemukan kimia polyurethane. Polyurethane adalah polimer organik diciptakan melalui reaksi kimia antara alkohol dan asam. Pada tahun 1959, DuPont Laboratories menyempurnakan serat sintetis berbasis teknologi polyurethane dan menamakannya Lycra. Nama generiknya adalah spandex, yang terinspirasi oleh kata "mengembang (atau expand dalam bahasa inggris)"
Kelemahan
Namun dalam berbagai kelebihan spandex miliki, seperti jenis serat lainnya, spandex juga memiliki kekurangannya, diantara lain:
Ketidakmampuan bahan spandex untuk menyerap kelembaban membuat materi ini kurang ideal untuk kegiatan yg sangat menghasilkan keringat seperti berolahraga atau hiking. Selain menjebak bau yang tidak menyenangkan, maupun keringat di dekat kulit anda meningkatkan risiko infeksi ragi. Pada tahun 2011, desainer pakaian olahraga menghindari masalah ini dengan mencampuri bahan yang dapat 'bernafas' lainnya pada pakaian spandex mereka.
Kelicinan serat spandex juga membuat pemakai material ini berbahaya pada permukaan atau peralatan tertentu. Komposisi kimia dari spandex membuat bahan ini sangat sensitif terhadap panas. Mencuci pakaian berbahan spandex dengan air panas, menggunakan mesin pengering atau setrika dapat mengakibatkan kerutan dan kerusakan kain tersebut secara permanen.
Serat Spandex diproduksi dalam empat cara yang berbeda: melt extrusion, reaction spinning, solution dry spinning, dan solution wet spinning. Semua metode ini meliputi langkah awal reaksi monomer untuk menghasilkan prapolimer. Setelah prapolimer terbentuk, akan bereaksi lebih lanjut dalam berbagai cara sehingga fiber atau serat spandex bisa ditarik keluar. Dari 4 cara diatas, solution dry spinning merupakan metode yang paling banyak digunakan (94,5% dari serat spandex di dunia dihasilkan melalui cara ini).
Selain itu, bahan ini juga lebih mudah dicat atau diwarnai. Fiber spandex menolak abrasi dan tahan terhadap efek buruk dari minyak tubuh, keringat, dan deterjen. Mereka juga kompatibel dengan bahan lain, dan dapat ditenun dengan jenis serat lain untuk menghasilkan kain yang unik, yang memiliki karakteristik dari kedua serat. Serat jenis lain yang sering digabung dengan spandex untuk membuat pakaian adalah rayon, katun, atau wol.
Kegunaan Spandex
Spandex digunakan dalam berbagai jenis pakaian. Karena ringan dan tidak membatasi gerakan, spandex sering digunakan dalam pakaian dansa dan olahraga. Ini termasuk pakaian seperti pakaian renang, celana pengendara sepeda, penutup atau pengerat pinggang, kostum ketat, bra, legging dan pakaian untuk latihan lainnya.
Awalnya, spandex digunakan dalam pakaian wanita, seperti korset dan pakaian dalam. Bahan ini digunakan sebagai alternatif untuk karet lateks alami dalam pakaian yg bersifat elastis, dan juga karena spandex lebih bisa tahan terhadap kerusakan akibat minyak dari kulit dan cahaya UV.
Pada tahun 1937, Otto Bayer menemukan kimia polyurethane. Polyurethane adalah polimer organik diciptakan melalui reaksi kimia antara alkohol dan asam. Pada tahun 1959, DuPont Laboratories menyempurnakan serat sintetis berbasis teknologi polyurethane dan menamakannya Lycra. Nama generiknya adalah spandex, yang terinspirasi oleh kata "mengembang (atau expand dalam bahasa inggris)"
Kelemahan
Pakaian berbahan spandex |
Ketidakmampuan bahan spandex untuk menyerap kelembaban membuat materi ini kurang ideal untuk kegiatan yg sangat menghasilkan keringat seperti berolahraga atau hiking. Selain menjebak bau yang tidak menyenangkan, maupun keringat di dekat kulit anda meningkatkan risiko infeksi ragi. Pada tahun 2011, desainer pakaian olahraga menghindari masalah ini dengan mencampuri bahan yang dapat 'bernafas' lainnya pada pakaian spandex mereka.
Kelicinan serat spandex juga membuat pemakai material ini berbahaya pada permukaan atau peralatan tertentu. Komposisi kimia dari spandex membuat bahan ini sangat sensitif terhadap panas. Mencuci pakaian berbahan spandex dengan air panas, menggunakan mesin pengering atau setrika dapat mengakibatkan kerutan dan kerusakan kain tersebut secara permanen.
Serat Spandex diproduksi dalam empat cara yang berbeda: melt extrusion, reaction spinning, solution dry spinning, dan solution wet spinning. Semua metode ini meliputi langkah awal reaksi monomer untuk menghasilkan prapolimer. Setelah prapolimer terbentuk, akan bereaksi lebih lanjut dalam berbagai cara sehingga fiber atau serat spandex bisa ditarik keluar. Dari 4 cara diatas, solution dry spinning merupakan metode yang paling banyak digunakan (94,5% dari serat spandex di dunia dihasilkan melalui cara ini).
EmoticonEmoticon